Monday, April 14, 2008

Raja Malaysia Raja Bugis

http://fanstribun.multiply.com/journal/item/443?mark_read=fanstribun:journal:443#replyform

Raja Malaysia Raja Bugis
Mar 22, '08 1:07 PM
for everyone

Terdapat hubungan yang istimewa antara Malaysia dengan Indonesia, terutama setelah Jusuf Kalla, yang berasal dari Bone (Bugis Bone) menjadi wakil presiden. Ia memiliki hubungan personal dengan Wakil PM Malaysia Tun Abdul Razak yang berdarah Bugis dan mendapat gelar adat dari Kerajaan Gowa.

Ketika ribut-ribut soal Ambalat, Presiden SBY mengutus Kalla untuk melakukan "diplomasi Bugis". Hasilnya malah efektif.
Dalam rangka diplomasi Bugis itu pula, Kalla mendapatkan gelar doktor HC dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Sebaliknya, Tun Razak mendapat gelar doktor dari Universitas Hasanuddin, almamater Kalla dan tempat Kalla menduduki posisi sebagai Ketua IKA Unhas, jabatan yang diembannya sejak organisasi alumni itu berdiri.

Ini berita Antara tentara raja-raja Malaysia berdarah Bugis.



Raja-Raja di Malaysia Berdarah Bugis




Dari
sembilan raja yang memerintah di Malaysia, ternyata pada umumnya
merupakan keturunan Raja Bugis dari Kerajaaan Luwu, Sulawesi Selatan.

Hal
itu terungkap pada Seminar Penelusuran Kerabat Raja Bugis, Sulsel
dengan raja-raja Johor-Riau-Selangor, Malaysia di Makassar, Rabu.

"Berdasarkan
hasil penelusuran silsilah keturunan dan tinjauan arkeologi diketahui,
14 provinsi di Malaysia, sembilan diantaranya diperintah oleh raja yang
bergelar datuk (dato`) atau sultan, sedang empat provinsi lainnya
diperintah gubernur yang bukan raja," kata Prof Emeritus Dato` Dr Moh
Yusoff bin Haji Hasyim, President Kolej Teknologi Islam Antarbangsa
Melaka.

Menurut dia, dari segi silsilah, kesembilan raja yang
memiliki hak otoritas dalam mengatur pemerintahannya itu, berasal dari
komunitas Melayu-Bugis, Melayu-Johor dan Melayu-Minangkabau.

Sebagai contoh, lanjutnya, pemangku Kerajaan Selangor saat ini adalah turunan dari Kerjaan Luwu, Sulsel.

Merujuk
Lontar versi Luwu` di museum Batara Guru di Palopo dan kitab
Negarakerjagama, menyebutkan tradisi `raja-raja Luwu` ada sejak abad
ke-9 masehi dan seluruh masa pemerintahan kerajaan Luwu terdapat 38
raja.

Raja yang ke-26 dan ke-28 adalah Wetenrileleang
berputrakan La Maddusila Karaeng Tanete, yang kemudian berputrikan Opu
Wetenriborong Daeng Rilekke` yang kemudian bersuamikan Opu Daeng
Kemboja.

"Dari hasil perkawinannya itu lahir lima orang putra,
masing-masing Opu Daeng Parani, Opu Daeng Marewah, Opu Daeng Cella`,
Opu Daeng Manambong dan Opu Daeng Kamase," paparnya sembari
menambahkan, putra-putra inilah yang kemudian merantau ke Selangor dan
menjadi cikal bakal keturunan raja-raja di Malaysia hingga saat ini.

Lebih
jauh dijelaskan, dengan penelusuran sejarah dan silsilah keluarga itu,
diharapkan dapat lebih mendekatakan hubungan antara kedua rumpun Melayu
yakni Melayu Selangor dan Bugis.

Menurut Moh Jusoff, dari segi
kedekatan emosional, silsilah dan genesitas komunitas di Malaysia dan
Indonesia tidak bisa dipisahkan. Hanya saja, belum bisa merambah ke
persoalan politik karena ranah politik Malaysia berbeda dengan politik
Indonesia termasuk mengenai tata pemerintahan dan kemasyarakatannya.

Sementara
itu, Andi Ima Kesuma,M.Hum, pakar kebudayaan dari Universitas
Hasanuddin (Unhas) yang juga Kepala Museum Kota Makassar mengatakan,
kekerabatan keturunan raja-raja di Malaysia dan raja-raja Bugis di
Sulsel tertuang dalam Sure` Lagaligo maupun dalam literatur klasik
lainnya.

"Hanya saja, gelaran yang dipakai di tanah Bugis tidak
lagi digunakan di lokasi perantauan (Malaysia) karena sudah
berasimilasi dengan situasi dan kondisi di lokasi yang baru," katanya.

Gelar
Opu dang Karaeng yang lazim digunakan bagi keturunan raja rai Luwu dan
Makassar tidak lagi dipakai di Malaysia melainkan sudah bergelar
tengku, sultan atau dato`

Sumber : Antara


--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

No comments: