Selasa, 04-03-2008 |
Jadi Kaya Berkat Internet! |
Opini Tribun |
Oleh: Yenni Widhiarti, Pengusaha, kini berkiprah di Amerika Sebuah buku dengan kalimat menggelitik seperti itu akan beredar dalam waktu dekat. Buku berisi panduan rinci mengenai seluk beluk berbisnis lewat internet itu saya tulis berdasarkan pengalaman saya pribadi. Buku itu bisa dibeli dan didapatkan di serangkaian seminar mengenai Internet Marketing di berbagai kota besar Indonesia, bulan depan. |
Alasan utama penyelenggaraan seminar itu bukan mengada-ada. Meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia dewasa ini menyebabkan seminar pemasaran lewat internet perlu lebih digiatkan. Menurut penelitian Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tercatat 25 juta pengguna di Indonesia pada tahun 2007. Artinya, hanya dalam kurun waktu 7 tahun, pengguna internet membengkak hingga 800 persen. Angka tersebut mencerminkan pula peluang pasar yang cukup besar untuk berbisnis lewat internet. Apalagi bila dilihat hasil penelitian sekelompok peneliti Jerman yang memperkirakan bahwa 75 persen pengguna internet di dunia berbelanja lewat internet. Bila diterapkan di Indonesia, bisa dibayangkan bahwa pembeli Indonesia lewat internet mencapai hampir 20 juta orang. Dan tak disangkal lagi, angka ini bakal semakin bertambah di tahun-tahun berikutnya. Lewat buku tadi, para pemula dipandu secara detil dan bertahap-disertai saran serta contoh kegagalan-sehingga dalam waktu singkat diharapkan bakal mahir menggunakan internet untuk berbisnis. Beberapa pakar pemasaran internet menyebutkan ada beberapa karakter produk yang cocok dan laku dijual lewat internet. Antara lain, produk barang yang unik dan tak mudah didapat di pasaran. Di samping itu, produk tersebut mudah dikonsumsi dan tak tergantung pada lokasi dan ras atau suku bangsa. Sekadar contoh: ''Bumbu rujak pedas lebih sulit dipasarkan di dunia dibandingkan tahu atau tempe goreng, lantaran tidak disukai para pembeli Barat yang tak biasa mengkonsumsi cabe atau lombok!'' Di Indonesia, berbisnis lewat internet dewasa ini merupakan saat yang tepat, karena segmen pasar yang terlihat lebih mapan dan jelas. Coba lihat berbagai fasilitas atau peluang yang ada di Indonesia: Kini hampir setiap perusahaan swasta maupun badan usaha milik pemerintah menyediakan fasilitas koneksi internet berkecepatan tinggi (Wi-Fi) untuk menjalankan bisnis mereka. Begitu pula dengan sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi swasta maupun universitas negeri lainnya. Banyak di antara mereka yang menyediakan internet gratis atau menggunakan fasilitas internet sebagai penunjang kegiatan laboratorium mereka. Mayoritas pengguna internet adalah karyawan berusia kerja yang memegang keputusan untuk membeli sesuatu barang atau produk. Sebagai karyawan sebuah perusahaan, mereka juga dapat leluasa menggunakan fasilitas internet di kantor. Jauh lebih beruntung ketimbang mereka yang harus bersusah-payah mampir di warung internet yang kini semakin berjubel pelanggannya. Mereka juga adalah para pelajar atau kawula muda yang sering bergaul dan memiliki pengaruh besar di antara keluarga mereka. Mereka bisa mempengerahi orang tua, sanak keluarga atau teman dekat untuk membeli suatu produk. Mereka berasal dari kalangan intelektual yang tak membutuhkan bujuk rayu murahan seperti yang sering terlihat di kebanyakan iklan Indonesia. Antara lain memakai pelawak yang melontarkan lelucon tak lucu. Semakin banyak warga Indonesia berpendidikan tinggi, semakin banyak pula penggunaan internet dan komputer. Transaksi bank atau penjualan lewat internet bukan barang baru lagi bagi mereka yang telah siuman dari gagap teknologi. Demikian pula perdagangan bursa saham dan pencarian berita politik yang mempengaruhi pula perekonomian global dunia. Dan bisa dipastikan, penggunaan internet semakin berkembang di tahun-tahun mendatang. Bagaimana tidak! Dari jumlah total penduduk yang kini mencapai hampir 300 juta, hanya 10 persen penduduk Indonesia yang bisa menggunakan komputer atau internet, sedangkan 80 persen sisanya masih buta internet. Lewat berbagai seminar dan kursus kilat, mereka diharapkan akan melek internet dan ikut berpacu melakukan bisnis di dunia maya. Menembak Rembulan! Peluang pasar kini hadir di depan mata. Mereka adalah 25 juta manusia Indonesia yang berbaris membentang di cakrawala, dan siap menelan semua produk yang kita lempar di pasaran. Melihat kenyataan ini, para pengusaha pada umumnya cenderung gegabah. Mereka membeli sejumlah peralatan komputer, mengeluarkan biaya besar untuk membangun web-site di internet dan mempekerjakan sejumlah ahli komputer dengan gaji tinggi. Harapannya jelas: Mereka akan mendapat keuntungan berlipat ganda dalam waktu singkat! Dan khawatir akan keduluan pengusaha lain. Jangan terlalu menggebu-gebu! Gunakan logika! Dinginkan kepala agar dapat berpikir jernih. Berbisnis lewat internet harus cerdik dan dapat dilakukan tanpa menghabiskan banyak biaya. Seperti kata seorang panglima perang jempolan: ''Jangan menembak rembulan dengan seribu anak panah!'' Gunakan strategi yang jitu sehingga dana dapat digunakan secara efektif. Dalam buku yang saya terbitkan nanti, terdapat sejumlah tips atau saran yang dapat menuntun anda berbisnis di internet. Beberapa di antaranya adalah: Bila Anda masih mempunyai pekerjaan tetap, jangan sekali-kali melepaskannya. Gunakan waktu usai bekerja untuk berbisnis internet. Sebab, bisnis jenis ini bisa anda lakukan kapanpun dan di manapun. Di kamar tidur atau kamar tamu sambil bersantai dengan keluarga. Seandainya Anda belum punya komputer, mampir saja ke warung internet terdekat, dan sewa satu atau dua jam untuk menjelajahi dunia maya. Terutama mengenali apa yang dimaksud bisnis di internet. Jangan lupa menengok sejumlah web-site yang menjual produk-produk di internet. Lalu, manfaat apa yang bisa anda ambil agar bisa berbisnis di internet. Di internet Anda dapat mendapatkan layanan atau servis gratis. Mulai cara membangun web-site sampai mengurusnya selama 24 jam, membuat logo, dan layanan bisnis lainnya. Walaupun layanan itu kadang kala terbatas waktu penggunaannya (gratis selama beberapa bulan) tapi bisa digunakan sebagai ajang percobaan bagi pemula. Yang tak kalah pentingnya dalam berbisnis di internet adalah kejujuran. Sekali anda berbuat curang, berita ini akan tersebar ke seluruh penjuru dunia. Demikian juga bila servis Anda memuaskan, berita itu tidak hanya mampir ke telinga tetangga saja, tetapi juga sampai ke telinga orang Eskimo di kutub. Itulah sebagian kecil tips atau saran yang dapat anda gunakan sebagai pelaku bisnis di internet. Tentu saja, berbagai tantangan lain harus dihadapi sebagai pebisnis. Perubahan yang begitu cepat seiring dengan perkembangan teknologi membuat bisnis di internet mengalami proses reformasi yang sangat cepat pula. Sekadar contoh: Di Amerika Serikat kini mulai bermunculan restoran dengan 'Menu tinggal sentuh'. Pembeli dipersilakan duduk di atas meja yang lengkap dengan menu elektronik. Setelah lihat-lihat menu, sentuhlah makanan yang dikehendaki, dan dalam beberapa menit pesanan tersaji lengkap dengan minuman. Sekali lagi yang perlu diingat bahwa memulai bisnis tidak harus mengorbankan banyak biaya. Kesalahan ini terjadi pada banyak perusahaan besar yang berbisnis di internet. Biaya promosi dan operasional yang membengkak membuat banyak perusahaan berguguran. Sejak tahun 1995 hingga 1999 menunjukkan hanya 5 persen pebisnis internet yang bertahan dan memperoleh keuntungan, sedangkan 95 persen pemilik situs lainnya bangkrut. Agar Anda tidak termasuk dalam daftar perusahaan yang 95 persen tadi, maka berhati-hati dan bijaksana mengelola keuangan. Beli yang diperlukan, tapi jangan terlalu pelit, karena perusahaan membutuhkan pula teknologi mutakhir dan ahli komputer untuk mengikuti perubahan zaman. Pendek kata, 25 juta manusia Indonesia itu bagaikan Rembulan nan Rupawan namun tidak mudah dijangkau. Tribun Timur, Selalu yang Pertama Ada peristiwa menarik? SMS www.tribun-timur.com di 081.625.2233 email: tribuntimurcom@yahoo.com Hotline SMS untuk berlangganan koran Tribun Timur, Makassar (edisi cetak) : 081.625.2266. Telepon: 0411 (8115555) (***) |
--
Tribun Timur, Surat Kabar
Terbesar di Makassar
www.tribun-timur.com
No comments:
Post a Comment