Saturday, June 21, 2008

Nilai UN Makassar Terburuk Ke-4 di Sulawesi Selatan

INI sebuah alarm, peringatan. Makassar, ibu kota Sulsel, tidak lagi menjadi tempat pendidikan bermutu. Justru di kabupaten, nilai Ujian Nasional SMP 2008 lebih baik, sama juga dengan nilai UN SMA.
Anak-anak SMP itu berusia 15-16 tahun. Sekitar 10 tahun lagi akan memasuki dunia kerja dan 20 tahun lagi akan menjadi calon pemimpin muda. Bila kualitasnya makin merosot, maka kepemimpinan Sulsel di level nasional akan terancam.
Dunia berubah, tantangan juga berubah. Perlu pendekatan baru untuk masalah baru. Siapa yang bisa merumuskannya secara tepat, dialah pemilik masa depan.


Sumber: Surat Kabar Tribun Timur, Makassar
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=83789&jenis=Front


Sabtu, 21-06-2008 
Nilai UN Makassar Terburuk Ke-4
Siswa Tak Lulus Capai 30 Persen; Nilai Hasil Ujian Terburuk Kelima; Tingkat Ketidaklulusan SMP Sulsel Capai 15 Persen; Diknas Akui Tahun Ini Sulsel Anjlok
 
Makassar, Tribun - Hasil ujian nasional (UN) sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat di Makassar hanya berada di urutan ke- 20 dari 23 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Hasil UN SMP yang diumumkan di Tribun, Sabtu (20/6) hari ini, menunjukkan, tingkat ketidaklulusan siswa Makassar cukup tinggi, mencapai 30,10 persen atau sebanyak 5.639 siswa tidak lulus dari 18.734 siswa di Makassar.
 
Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Provinsi Sulsel mengumumkan rekapitulasi hasil UN se-Sulsel tahun ini, kemarin.
Sedangkan berdasarkan nilai ujian, Makassar lagi-lagi terpuruk. Posisinya hanya lebih baik dari empat kabupaten lainnya.
Makassar berada di posisi 19 atau kelima terburuk.
Total nilai UN siswa Makassar hanya 23,69 poin, dengan perincian untuk mata pelajaran bahasa Indonesia rata-rata bernilai 5,78, bahasa inggris (6,38), matematika (5,16), dan ilmu pengetahuan alam atau IPA (6,37).
Prestasi luar biasa ditunjukkan kabupaten yang berada di kawasan Luwu Raya.
Untuk hasil nilai ujian, Luwu dan Palopo berada di urutan pertama dan kedua. Siswa-siswi Luwu memiliki total nilai 29,47. Palopo menyusul dengan total nilai 29,39.
Sedangkan pada tidak ketidaklulusan, lagi-lagi Luwu berada di urutan pertama dengan siswa tidak lulus hanya mencapai 17 orang dari 5.821 siswa atau 0,29 persen.
Tana Toraja berada di urutan kedua. Siswa di Tator yang tidak lulus hanya 0,65 persen atau 48 dari 7.425 siswa.
Terburuk
Tiga daerah, masing-masing Parepare, Barru, dan Gowa mencatat hasil terburuk UN SMP tahun ini untuk tingkat ketidaklulusan siswa.
Parepare berada di urutan buncit dengan siswa tidak lulus mencapai 853 dari 2.162 siswa atau sebesar 39,45 persen.
Di Barru, sebanyak 36,79 persen siswa tidak lulus atau 927 dari 2.520 siswa.
Gowa juga memperlihatkan angka ketidaklulusan yang cukup tinggi. Sebanyak 2.182 dari 6.911 siswa tidak lulus (selengkapnya, lihat Hasil Ujian Nasional SMP se-Sulsel).
15 Persen
Kepala Dinas Diknas Sulsel, Andi Patabai Pabokori, mengakui, tahun ini, secara umum, UN SMP Sulsel mengalami penurunan kualitas.
Tingkat ketidaklulusan saja naik sembilan persen, yakni mencapai 15 persen dibanding tahun lalu, hanya enam persen.
"Tapi ini bukan hanya terjadi di Sulsel. Hampir seluruh provinsi terjadi penurunan kualitas," kata Patabai kepada Tribun, tadi malam.
Itu terungkap dari hasil pertemuan informal seluruh kepala dinas atau pejabat terkait di Jakarta saat menjemput hasil ujian nasional.
Soal hasil ujian Kota Makassar yang hanya bertengger di urutan ke-19 dari 23 kabupaten/kota, Patabai mengakuinya.
"Saya juga heran kenapa kualitas hasil UN Kota Makassar terpuruk begitu dibanding daerah lain?" katanya.
Itu membuktikan bahwa kualitas pendidikan bergeser ke daerah. Kualitas gurunya bagus, kualitas pembinaan siswa cukup bagus, gurunya lebih tekun, dan siswanya lebih rajin ketimbang di Kota Makassar.
Namun, kata Patabai, hasil UN di Makassar anjlok bukan karena SMP negeri, melainkan SMP swasta.
"Saya melihat datanya seperti itu, kalau SMP negeri cukup bagus, tapi hasil UN SMP swasta sangat buruk sehingga mempengaruhi peringkat secara umum," jelasnya.
Kelemahan Makassar
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, M Natsir Aziz, mengaku sedih dengan hasil yang dicapai oleh Makassar dalam ujian nasional SMP. Ia mengakui Makassar memiliki beberapa kelemahan.
"Tahun depan saya tidak akan membiarkan kondisi keterpurukan kita ini. Kita memang memiliki beberapa kelemahan," ujar Natsir kepada Tribun.
Natsir menyalahkan banyaknya sekolah yang tidak bisa menyesuaikan dengan kenaikan standar nilai minimal ujian nasional (UN) dari 5,00 tahun lalu menjadi 5,25 tahun ini. Juga penyesuaian terhadap bertambahnya pelajaran IPA dalam UN.
Kelemahan lain adalah lemahnya kontrol dinas pendidikan terhadap aktivitas belajar mengajar di sekolah. Tidak semua sekolah dapat dipantau dan diawasi perkembangannya dalam setiap semester.
"Banyak sekolah yang tidak memberikan laporan hasil ujian semester sehingga kita tidak tahu berapa siswa yang kurang baik, apakah guru sudah menyampaikan pelajaran sesuai target," kata Natsir.
Ke depan, ia bersikeras agar sekolah memberikan laporan perkembangan per semester.
"Sehingga siapa siswa yang kurang baik hasil ujiannya akan kita bina lebih intensif. Demikian juga guru yang tidak sampai target kita tegur," lanjutnya.
Soal Bocor
Mengenai hasil ujian susulan di enam SMA swasta yang juga kurang memuaskan, Natsir menyayangkan.
Menurutnya, kelemahan itu tidak lepas dari peristiwa bocornya soal yang membuat enam sekolah itu harus mengulang.
Sampai tadi malam, Bagian Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Makassa belum menerima berkas hasil ujian susulan enam SMA itu. Namun Natsir mengatakan cukup banyak siswa di enam sekolah itu yang tidak lulus.
"Jumlahnya saya belum tahu, sebab belum ada laporan mengenai itu. Tetapi cukup banyak yang tidak lulus kendati ada juga yang baik," jelasnya.

--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

No comments: